Review Anime: High School DxD – Antara Fantasi, Aksi, dan Fanservice

Prolog: Dari Novel ke Layar Kaca

High School DxD merupakan adaptasi dari novel ringan (light novel) karya Ichiei Ishibumi dengan ilustrasi dari Miyama-Zero. Serial ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2008 oleh Fujimi Shobo di bawah label Fujimi Fantasia Bunko. Cerita ini mendapatkan perhatian luas berkat paduan unik antara aksi supranatural, komedi romantis, dan unsur ecchi yang (boleh saya bilang) cukup berani.

Adaptasi animenya diproduksi oleh studio TNK untuk tiga musim pertama dan kemudian oleh studio Passione untuk musim keempat. Serial ini pertama kali ditayangkan pada Januari 2012 dan terus menjadi perbincangan hangat dalam komunitas penggemar anime karena gaya penceritaan dan karakter yang kuat, meski dibumbui dengan fanservice yang cukup eksplisit.

Awal Kisah: Issei Hyoudou dan Dunia Para Iblis

Kisah High School DxD berpusat pada Issei Hyoudou, seorang siswa SMA mesum yang bersekolah di Akademi Kuoh. Kehidupan normalnya berubah drastis ketika ia dibunuh oleh seorang malaikat jatuh setelah kencan pertamanya, namun dihidupkan kembali oleh Rias Gremory—seorang iblis kelas atas dan salah satu murid paling populer di sekolah. Sejak itu, Issei menjadi pion Rias dan terlibat dalam konflik antara malaikat, iblis, dan makhluk supranatural lainnya.

Meskipun dipenuhi unsur fanservice, cerita High School DxD memiliki fondasi mitologi yang menarik dan kompleks, memadukan unsur Kristen, mitologi Jepang, hingga kisah klasik Eropa dalam satu dunia fantasi yang hidup.


Saya sudah menonton anime ini secara keseluruhan dan berikut ini adalah review pribadi, yang terbuka untuk direspon (dipersilakan di kolom komentar)

Review Per Musim

Season 1: High School DxD (2012)

Kelebihan:
Musim pertama memperkenalkan dunia High School DxD dengan baik. Karakter-karakter utama diperkenalkan secara bertahap, dan alur cerita cukup solid. Pertarungan supernatural dikemas menarik, dan meskipun fanservice menonjol, masih seimbang dengan plot utama.

Kekurangan:
Kadang pacing terasa terburu-buru, terutama dalam bagian akhir arc. Saya sebagai penonton yang tidak terbiasa dengan genre ecchi mungkin merasa risih dengan beberapa adegan eksplisit.


Season 2: High School DxD New (2013)

Kelebihan:
Musim kedua memperluas dunia dan memperkenalkan banyak karakter baru dari faksi malaikat dan naga. Hubungan antara Issei dan Rias berkembang lebih dalam, serta adegan pertarungan lebih intens dan epik.

Kekurangan:
Dengan semakin banyaknya karakter, beberapa tokoh baru terasa kurang mendapatkan sorotan. Fanservice mulai mendominasi beberapa bagian sehingga fokus cerita sedikit teralihkan.


Season 3: High School DxD Born (2015)

Kelebihan:
Musim ini mencoba mengeksplorasi sisi emosional karakter, terutama hubungan Issei dan Rias, serta dilema pribadi yang dialami oleh Issei. Penyutradaraan emosi cukup terasa dalam beberapa episode.

Kekurangan:

Saya memberi Kritik terhadap hubungan Issei dan Rias yang kurang klimaks. Sangat tanggung dan sungguh disayangkan.


Season 4: High School DxD Hero (2018)

Kelebihan:
Musim keempat kembali ke jalur cerita novel dan menjadi bentuk “reboot ringan”. Studio Passione melakukan perbaikan besar dalam segi animasi dan kesetiaan cerita. Arc “Hero Oppai Dragon” disampaikan lebih rapi dan koheren.

Kekurangan:
Perubahan gaya visual dan desain karakter menjadi perdebatan di kalangan penggemar. Meski animasi lebih bersih, beberapa penggemar lama kurang menyukai desain baru yang lebih “lembut” dibanding musim sebelumnya.


Kritik dan Saran untuk Kreator dan Tim Produksi

Ichiei Ishibumi telah membangun dunia High School DxD yang kaya akan mitologi dan intrik, namun kadang terjebak dalam eksploitasi fanservice yang berlebihan. Akan lebih kuat jika sisi cerita, karakterisasi, dan konflik diberi porsi lebih banyak daripada konten sensual semata.

Untuk studio TNK dan Passione, apresiasi patut diberikan atas usaha mereka menghadirkan adaptasi dari materi sumber yang cukup kompleks. Namun, studio TNK tampak kewalahan menjaga kualitas di musim ketiga. Passione menunjukkan peningkatan dalam kualitas visual dan narasi, namun masih bisa lebih mengembangkan koreografi pertarungan dan pembangunan karakter pendukung.

Saran untuk ke depannya: jika serial ini akan dilanjutkan atau di-reboot kembali, pertimbangkan pada pendekatan yang lebih seimbang antara aksi, drama, dan fanservice. Fokuskan ke pertumbuhan karakter dan eksplorasi dunia High School DxD agar tampak begitu luas.


Ucapan Terima Kasih dan Harapan

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ichiei Ishibumi, Miyama-Zero, studio TNK, dan Passione beserta seluruh seiyuu dan staf produksi yang telah mendedikasikan waktu dan kreativitas mereka untuk menghadirkan High School DxD. Serial ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga telah membentuk komunitas penggemar yang solid di seluruh dunia.

Harapan ke depan, semoga dunia High School DxD terus dikembangkan dengan pendekatan yang lebih matang dan inklusif, sehingga dapat dinikmati tidak hanya oleh penggemar fanservice, tetapi juga oleh seluruh pecinta cerita fantasi yang mendalam dan emosional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengupas Chamber No. 9: Kamar Refleksi dari Inspectah Deck

Ketika Real Madrid Kehilangan Taji: Arsenal Melaju Penuh Keyakinan ke Semifinal UCL

"Crows" - Manga yang Layak Dijadikan Anime